#dhedie_triks { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }

Minggu, 05 Juni 2011

"... Prosedur DO ..."


A. Prosedur Analisa Oksigen Terlarut
1.      Masukkan air sampel ke dalam botol DO sebanyak 250 ml, hindari terjadi “bubling”
2.      Tambahkan 1 ml MnCl2
3.      Tambahkan 1 ml NaOH-KI
4.      Tutup botol, kemudian botol dibolak-balik
5.      Biarkan larutan mengendap, setelah mengendap (endapan kuning/cokelat) ± 5-10 menit
6.      Tambahkan 2 ml H2SO4, bolak-balik botol hingga semua endapan larut kembali (warna kuning)
7.      Ambil dengan gelas ukur sebanyak 50 ml, pindahkan ke erlenmeyer, kemudian titrasi dengan Na-tiosulfat hingga warna kuning muda/pucat mendekati bening
8.      Tambahkan amilum ± 6 tetes, maka akan terbentuk warna biru
9.      Titrasi lagi dengan Na-tiosulfat hingga larutan berubah pertama kali menjadi bening
10.  Catat seluruh volum tiosulfat yang terpakai untuk titrasi

B. Prosedur Pengukuran BOD
1.      Ambil contoh air sebanyak ± 500 ml, aerasi selama 5-10 menit
2.      Ambil contoh air yang telah diaerasi sebanyak 250 ml, kemudian ukur DO-nya
3.      Hasil pengukuran DO tersebut dijadikan sebagai nilai awal (DO0)
4.      Ambil juga 250 ml air yang sudah diaerasi sisanya masukkan ke dalam botol DO, inkubasi selama 5 hari dalam keadaan gelap dan suhu ± 20 °C
5.      Setelah 5 hari, ukur DO pada hari ke-5

0 komentar:

Posting Komentar